Posts

Showing posts from 2005

Menawar Gelisah

siapa sedang berkata aku membeli luka dari duka yang kau jajakan siapa sedang berkata aku sedang menawar derita menghimpun jerih dari dera yang kau dagangkan derap apa ini di dada? sungguh rentak di segala juru telapak-telapaknya menjengkali tiap perih jemarinya mencengkram getir tanpa henti cakar-cakarnya menyeruak dalam ke bilik-bilik hati ia menghisap segala di nadi seolah tak kurang rajam ia nistakan sisa-sisa kalbu apakah lagi yang kau umbar? sedang tak ada lagi yang tersisa untuk dibeli bahkan harapan pun telah menguap di sela-sela debu juga impian yang kerap menemani malam-malam dingin kami Telah kering bersama langit yang menggumpal siapa berkata aku membeli luka? aku tertawa karena kelak kau yang mencumbu siksa 7 Desember 05 ~mencarisisasisaharapandalamgelisahsetelahhujan~

Faktor Ketakutan Indonesia... Malaysia???

Sebuah acara baru tapi lama muncul lagi di salah satu stasiun televisi di Indonesia. Baru muncul karena diembel-embeli kata "Indonesia" untuk melengkapi judul aslinya di negara McD sana. Lama karena format acara jenis bahkan tahapan acaranya sudah dicopy dengan sempurna oleh acara bertajuk lain di stasiun TV lain tentunya. Kita memang fasih soal tiru meniru apalagi buat ngegaya, tapi soal urusan tiru meniru yang produktif tak tau lah yaaa. (Yang saya tau adalah ada satu tempat di Indonesia ini yang mampu meniru snack (makanan kecil) terbaru yang keluar untuk beberapa minggu kemudian memproduksi dan menjualnya dengan merek berbeda, Hebat!!! bisa nyaingin Cina dong kita kalo gitu) Saat pertama kali muncul saya sangat antusias untuk menonton acara ini, saya pengen tahu lokasi syutingnya. Saya pengen tau kalo ada scene di air, danau mana yg dipakai, kalo ada scene menara, bangunan kita mana yang dipakai. Sayang sekali beberapa edisi awal saya tak sempat menonton. Jadi keingintahu

Oke... Oke... Ini Cuma Tentang Sepak Bola

Image
Dalam waktu kurang dari seminggu dua orang kawan "nyentil" saya. Pasal Blog. Saya ga heran, karena memang sudah sebulan lebih 2 minggu blog saya ga diapdet. Saya juga agak tergagu-gagu mengingat betapa waktu berkejaran dengan tanpa ampun. Rutinitas ternyata berpotensi membunuh. Dan kali ini yang mati adalah sensitivitas saya terhadap dimensi waktu. Layaknya permainan sepak bola, kehidupan kita telah dibatas dalam durasi yang pasti. Saya sadar betul hal itu. Dalam 2 x 45 menit tambah injury time, plus extra time dan sesekali adu penalti, harga manusia ditentukan, demikian juga nilai tukar rupiah, tingkat konsumsi kopi dan rokok juga kekerasan dalam rumah tangga. Ah terlalu mengada-ada. Ya terlalu mengada-ada. Tapi tidak juga, saya tidak berusaha mengada-ada. Kalo anda rajin nonton pertandingan sepak bola, mungkin terekam dalam ingatan anda betapa seorang Escobar (nama depannya saya lupa, yang jelas dia pemain Columbia yang melakukan gol bunuh diri di Piala dunia) mati bebera

Aku Tidak Malu Jadi Orang Indonesia

(Oleh : H Rosihan Anwar) Aku tidak malu jadi orang Indonesia ... Biar orang bilang apa saja, biar, biar ... Indonesia negara paling korup di dunia Indonesia negara gagal Indonesia negara lemah Indonesia melanggar HAM Elite Indonesia serakah harta dan kekuasaan Presiden-presiden Indonesia dilecehkan humoris Dengarlah, Bung Karno dimanfaatkan komunis Pak Harto dimanfaatkan putra-putrinya Habibie dimanfaatkan konco-konconya Gus Dur dimanfaatkan tukang pijitnya Megawati dimanfaatkan suaminya Catatlah, Bung Karno menciptakan keamanan dan persatuan bangsa Pak Harto menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya Habibie menciptakan demonstrasi Gus Dur menciptakan partai kebangkitan bangsa Megawati menciptakan kenaikan-kenaikan harga Alah mak, Bung ! Karno turun dari presiden karena Supersemar Pak Harto turun dari presiden karena superdemo Habibie turun dari presiden karena supertransisi Gus Dur turun dari presiden karena superskandal Megawati turun-temurun jadi presiden Maka Anda tahu sekarang

Bakso Tikus Dekat Kantor ???

Beberapa hari ini isu bakso tikus bergulir di kantor. Seorang rekan dengan bersemangat berkeliling mempromosikan berita tentang bakso tikus kepada setiap orang yang ditemuinya, tak lupa tentunya dengan membawa print out email yang diterimanya sebagai bahan presentasi. Ada beberapa hal yang menurutku membuat berita itu begitu cepat tersebar. Pertama dari faktor lokasi, penjual bakso tersebut dekat dengan kantor, sehingga kemungkinan untuk mengkonsumsi bakso tersebut dengan sengaja atau tak sengaja lebih besar dibanding jika lokasinya jauh dari kantor. Kemungkinan anak, istri, keluarga atau teman untuk mengkonsumsinya juga lebih besar, karena jaraknya tak terlalu jauh dari rumah. Faktor kedua adalah bakso tersebut termasuk dalam jajaran atas bakso terlaris di Cikarang, jadi bayangkan jika benar baksonya dari daging tikus, berapa orang yang sudah jadi pemakan tikus (tikusvora). Faktor ketiga , sumber beritanya dari internet, yang bagi sebagian teman di kantor sumber tersebut adalah terp

Maaf Kita Belum Bisa Bantu

Rasanya ingin marah saja, andai saja dalam hati ini tidak tersedia slot "kartu sabar" onboard, mungkin sudah acak-acakan isi kantor. Coba gimana ga dongkol kalo orang seenak pusernya sendiri ga pake perasaan berlaku di hadapan mata ini. 5 menit sebelumnya, tampang beliau begitu ramah, sopan, senyum, santun, begitu penolakan disampaikan, serrrr.... langsung pergi tanpa basa-basi, tanpa izin, tanpa noleh. Puahh... 1 jam sebelum kejadian itu... "Pak, gimana kemajuan proposal? udah di setujui" "Wah, mohon maaf pak, atasan saya belum kasih instruksi ke saya, dan kebetulan sekarang lagi dipanggil direksi, kalo bapak butuh jawaban sekarang silakan tunggu, kalo tidak, nanti saya sampaikan hasilnya via telpon" "Ga papa pak, saya tunggu aja" "Oke silakan, saya tinggal dulu ya pak, saya masih ada kerjaan" "Silakan pak" 45 menit setelah itu... "Lagi dimana bu? ada tamu nanyain proposal" "Masih di kantor direksi, s

(3,5 VS 3,55)

Suatu hari seorang teman kantor mendatangi rekan kerja di sebelah meja saya. Saya tidak cukup mengenalnya sehingga saya cuma mendengarkan kisahnya saja. "Saya mau protes ke komandan Mang Oni" katanya dengan muka sekeras batu kali "Emangnya kamu mau protes apa?" "Masak nilai saya dengan si A jauh banget bedanya, padahal kita berdua kan satu regu" teman saya ini adalah sekuriti di perusahaan saya. "lha kita kalo tugas bareng... kerjaannya sama, giliran nilai beda" Oalah... urusan bonus rupanya... pantes aja nanyain nilai. Maklumlah, bulan-bulan ini perusahaan sedang bagi-bagi bonus tahunan, tentu saja ukurannya prestasi kerja berdasarkan penilaian atasan, jadi kalo bonus rada kurang memuaskan, maka siapa lagi yang salah kalo bukan atasan langsung. "Emang nilai kamu berapa??" "Tiga koma lima" "Lah nilai si A berapa?" "Tiga koma lima lima, jauh banget kan? beda lima puluh" Kepala ini rasanya cenut-c

[lari] dalam diri

Pernah suatu kali, dengan setengah terpaksa dan setengah lagi akibat dorongan hati (idealisme untuk tetap beraktivitas di kemahasiswaan), aku mengemban amanah yang luar biasa berat. Sungguh menurutku aku sudah berusaha sekuat tenaga memanggulnya, tapi setelah kini direnung-renung lagi... ah... betapa tak bertanggung jawabnya diri ini. Tugas yang berat bin dahsyat itu (Pengabdian Masyarakat judulnya Bung!!!) kujalani dengan nyambi mengerjakan tugas akhir. Puihhh... parah kan??? satu kutub kepentingan orang banyak, kutub lain kepentingan diri sendiri. Tugas itu akhirnya tetap dikerjakan dengan kompromi (kalo gak mau dibilang gak optimal). Beberapa rencana kegiatan akhirnya terlaksana sementara sebagian lain belum tergarap maksimal. Banyak sekali yang situasi yang terjadi menempatkan hati pada kebimbangan yang benar-benar gamang untuk memilih prioritas. Saat itu aku merasa sedang berjudi dengan angan-angan dan mimpi-mimpi yang naif. Di akhir, aku gak mempertanggungjawabkan tugas-tugas it

[dalam] Tiap Kerjap

Tuhan... di setiap kerjap, dada ini selalu berdebar menatap setiap adegan kehidupan yang kau tayangkan, aku tergetar episode dua hati yang kau persatukan dalam rumah suci pernikahan menundukkan hati ini jadi gugup dialog kagum perempuan memuja-Mu atas rahim yang Kau takdirkan baginya meretakkan hati ini jadi ringkih bahkan potongan naskah tentang lelaki yang rindu menjelma benih masa kecilnya meremuk redam sgala logika Tuhan... di setiap kerjap, yang kulihat hanya kuasa-Mu

Revolusi Pagi

dari kegelapan malam yang syahdu dan kadang membuat gigil, fajar pagi menawarkan kehangatan mentari, hanya dalam hitungan beberapa kejap, kelam kan menguap diserobok kemilau cahaya apalagi namanya kalau bukan revolusi pagi?

Mau Peran Apa ?

Cara pandang kita terhadap kemiskinan akan menentukan sikap yang kita ambil terhadap kemiskinan. Kemiskinan dapat dilihat dengan konsep kondisi tidak memiliki sesuatu. Sebaliknya dapat pula dilihat sebagai kondisi tidak mampu memanfaatkan sesuatu yang dimiliki. Benarkah demikian??? Terserah kalo anda hanya melihatnya sebagai akal-akalan semantik saja. Trus apa?? Dengan cara pandang yang pertama, orang-orang yang merasa terpanggil untuk ikut memberantas kemiskinan akan memilih tindakan untuk menyediakan apa-apa yang tidak dimiliki si miskin. Si miskin di lihat sebagai objek yang patut dilengkapi dan dipenuhi kebutuhannya, tentu saja oleh yang merasa mampu memberi tadi. Di sebelahnya, cara pandang yang kedua mengajak kita untuk melihat si miskin sebagai subjek. Si miskin adalah "Aktor Utama" yang memiliki sumber daya, sumber dana, sumber asa namun menghadapi "benteng" yang sulit ditembus. Dengan demikian intervensi yang dilakukan adalah mengupayakan si aktor untuk d

Aku Gak Cari Sastrawati Kok !

# kamu bilang: "maaf, aku gak bisa tulis puisi, aku gak pandai berkata-kata" aku bilang: "gak apa-apa" "aku tidak sedang mencari sastrawati kok, juga gak cari penyair-wati" ## asal kamu tau saja, aku benar-benar lumpuh olehmu lumpuh dan layu, virusmu terlalu perkasa bahkan kadang ego ini tak mampu berdiri di kakinya sendiri kehadiranmu adalah gurindam aku slalu digurui bait-bait lakumu kesabaranmu adalah pantun aku tertawa, terharu dan tersindir karenanya perhatianmu adalah syair kau selalu lihat kan bagaimana aku selalu tersanjung diam mu adalah cerita misteri aku butuh ratusan momen untuk memahaminya ketiadaanmu adalah satire aku selalu tampak bodoh karena rindu ### aku bertanya: "kau adalah puisi terindah" "siapakah penyairnya???" 18.00\30 juni 2005\cikarang

Hari di Atas Jihad ???

kalau tak salah aku bertutur sepekan atau kurang lebih dua yang kemarin pada pekan yang menyesakkan dan pada tanah yang sama seperti purnama-purnama lalu hari-hari begitu keji dan memilu hawa malam memekat kental jejadian menghisap ubun-ubun jiwa yang beku kemudian siang benderang adalah keterikan memuncak menjejalkan semua amarah, dendam dan perih dan pada tanah itu telah membentang luasan kerinduan pada-Nya hanya angin yang sepoi meniupkan kepastian pembalasan pada semua pengorbanan terhembus di antara desing, deru dan gemuruh takbir entah kepasrahan lalu lembayung turun pada semua keletihan dan getir api, angin, awan, debu dan deru merunduk pada jiwa murni yang terluka pada hari ini di tanah ini seperti hari, pekan dan purnama yang lalu keadilan hanyalah omong kosong lalu kita cuma sebuah partikel bimbang dalam perjuangan mencarinya dengan kendaraan darah dan bekal air mata Bandung, suatu hari di tahun yang terlupa

Gunung

Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini sedang memandanginya kaki-kaki perkasa dan tegar dari kesadaran akan kelemahan yang terpatri dalam ke dasar bumi jiwa kita punggungan leher terjal mendaki dari kerasnya hati dan tekad yang mencari-cari arah pencapaian masa depan yang entah kini ada dimana Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini memandanginya terpancang dipayungi langit lembayung senja hidup kita puncak-puncak pengharapan yang terus menerus menggapai-gapai keinginan akan kebahagiaan yang terlahir dari kerinduan pada-Nya Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini tlah berdiri di puncaknya. maret 2001, Bandung

Rindu Hujan

Hujan lagi nih... diluar langit gelap, abu-abu kelam warnanya. Sesekali ada kilat yang menyambar, petir yang menggelegar dan awan yang riap-riap kelabu kejar mengejar seolah menari dibuai-buai angin. Suara-suara menggerutu di atas sana tak mau kalah. Sesuatu pasti terjadi pada gumpalan-gumpalan uap air itu, waktu kecil aku selalu saja bertanya tanya kenapa awan yang akan mencurahkan hujan selalu berwarna gelap, seperti selokan belakang rumah. Airnya kotor pikirku !. Lalu setelah angin deru menderu dan awan kotor itu terlihat seperti mendidih maka biasanya hujan akan turun dengan lebatnya. Tepat sekali ! sore ini air hujan tumpah ke bumi sepuas-puasnya.Lalu tanah akan basah, seperti juga rumput, ilalang, ranting, batu-batu, sore ini basah kuyup. Dari celah gorden yang terbuka di ujung ruang kantor, tepat di sebelah meja rekan sekerja, aku dapat mengintip keriangan penuh ekstase sore itu. Debu-debu ikhlas saja jadi gumpal-gumpal hanyut di jalanan becek. Spektrum-spektrum kenangan masa ke

Ingin

ingin aku berlabuh tapi laut tetap tak bertepi dan tiang-tiang layar terus lapuk dan makin rapuh hingga luruh pada samudra kehilangan ingin aku bersandar... namun sauh tak lagi jadi patri dan temali kian letih menyimpul sepi lalu jika kupaksa beringin, maka ingin kuciumi dataran hari di mana siang dan malam berarti kesetiaan dan penantian kasih ingin aku pada semua dan segala karena ombak tak lagi jadi kekasih di kala badai

Kronologi Matinya Hati

I. demi Tuhan kau memabukkan tak mungkir aku terpana semerbak wangi yang kuhirup dari tebaran jiwa dan percik madu yang kureguk setelah 3 detik permulaan ini Puahhhh...!!! kujampi kau dalam gilaku II. cuma satu menit kumuntahkan setelah setahun lebih kebimbangan kubiarkan mengakar menyeragamkan ideologi sel-sel hatiku untuk menyepakati kehadiranmu setelah satu menit semua emosi mengkudeta darah dan berpendar merahlah semua dalam jeritan penafikan kau iris kepasrahanku III. maka kau bergerak searah darah di venaku mendekat ke jantung bergejolak di dalamnya lalu pergi dalam denyut nadi kehilangan bdg, 230801

Saat Aku Terbata

Bukan pekerjaan mudah untuk menghadirkan keindahan saat bersama. Bahkan di saat segalanya seakan tak berpihak pada kita. Hanya pribadi-pribadi yang tulus dan penuh dengan kasih lah yang bisa menciptanya. Dan lebih dari sekedar keberuntungan jika pribadi itu berjanji setia untuk selalu ada di sisi kita. Karena kita tak akan pernah tau apa yang akan kita hadapi, hingga kita akan selalu merasakan kekuatan saat seseorang selalu ada bersama kita. Dan aku sangat bersyukur pada-Nya atas takdir yang sampai saat ini memungkinkan pribadi itu selalu ada tepat di hatiku.

Mengalir

Beberapa waktu yang lalu seorang teman mengirimkan e-mail yang isinya kurang lebih kalo kutafsirkan adalah betapa seorang wanita/perempuan harusnya setara dengan lelaki karena ia dicipta dari tulang rusuk lelaki (Adam). Reply dari e-mail itu segera muncul dari teman lain, yang isinya kira-kira meminta informasi kitab atau buku mana yang memuat pernyataan bahwa wanita benar dicipta dari rusuk. Segera saja aku search di salah satu search engine, hasilnya... Ada beberapa artikel yang membahas persoalan ini, salah satu artikel menyatakan bahwa dalam Al Quran tidak ada ayat yang menyatakan bahwa wanita dicipta dari rusuk Adam, semua manusia dicipta dari tanah yang kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya. Sebaliknya dalam Injil, termaktub ayat yang menyatakan hal tersebut. Lalu berlanjutlah pembahasan gender berlandaskan fakta-fakta di atas. Lalu apa??? Yang menarik buatku adalah selalu saja ada gairah manusia untuk mencari tahu, mencari bentuk, mencari pembenaran, mencari kebenaran dll. Selalu a