Rumah Sudut

hai hujan yg turun tengah malam, ayo cepat pulang cuci kakimu lalu tidur supaya besok kau tak bangun kesiangan kilat, tolong hentikan kerjapmu, agar petir tak berteriak mendebarkan tengoklah bulan, sejak sore ia sudah berselimut sungai gundah, menunggu kekasih yang belum turun dari langit mencari ia sampai muara sang kekasih ada di sana, dengan rasa kelat dan pekat yang berbeda # mentari menggeliat malas, selimut malam ditariknya sampai kepala hujan pasti tak tidur semalaman, pagi ini dia sudah sampai di depan halaman ayo turun lebih lebat siapa tahu ada presiden ikut jatuh dari langit ke negeri kami dari jendela kereta, hujan terlihat hebat ia ada dimana-mana di perhentian, hujan yg merindukan tanah masih berebut tumpah dari awan penumpang berebut keluar dari kereta merindukan apa?

Dasadharma Pramuka! Pramuka itu: Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.   Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Patriot yang sopan dan kesatria. Patuh dan suka bermusyawarah. Rela menolong dan tabah. Rajin, terampil, dan gembira. Hemat, cermat, dan bersahaja. Disiplin, berani, dan setia. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Masih lekat 10 dharma Pramuka di kepala saya. Berkat metode jembatan keledai untuk menghapal dan karena dibaca setiap minggu saat SMP maka Dasadharma Pramuka larut dalam memori saya, meskipun secara jujur belum bisa total saya jadikan laku sehari-hari. Saya tergelitik untuk menyegarkan ingatan saya tentang dharma pramuka ini, demi menyadari bahwa demikian perhatiannya wakil rakyat kita untuk memajukan pramuka. Salah satu lembaga yang sedianya menjadi ajang penempaan setiap insan muda Republik. Dharma Pramuka ketujuh berbunyi “hemat, cermat dan bersahaja”. Setiap pramuka Indon

Begitulah ceritanya. Dalam dua minggu terakhir hasil seleksi beasiswa StuNed dan NFP Fellowship diumumkan. Untuk StuNed, saya sudah sampai tahap interview, sementara NFP dengan prosesnya yang tertutup tanpa pertanda tanpa isyarat telah mengirimkan berita yang menyentuh kalbu itu. Hasilnya disampaikan lewat email, lengkap dengan lampiran-lampirannya. Surat penolakan dari dua beasiswa itu nadanya hampir sama. Bahwa tahun ini begitu banyak kandidat yang bagus, sehingga tidak memungkinkan bagi institusi untuk memberikan beasiswa bagi semua kandidat yang baik. Membaca surat ini saya sadar bahwa mungkin saya masuk dalam kategori "good" tapi pasti belum masuk dalam kategori "best". Sempat muncul rasa frustasi yang mendorong keinginan untuk menghentikan upaya mencari beasiswa. Saya sudah mencoba sejak 2008 dan sampai saat ini masih belum dapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa. Sampai akhirnya saya baca tulisan di sebuah blog tentang pemburu beasiswa lain yang bertahun

lama sudah kata terakhir tergores untukmu bukan karena ada yang hilang di dada ini tapi karena terlalu berarti engkau bagiku adalah hari yang semakin, bulan yang semakin, tahun yang semakin mengenggankanku lepas dari dekapmu Kota Tua, 26 Januari 2010