Posts

Showing posts from June, 2005

Aku Gak Cari Sastrawati Kok !

# kamu bilang: "maaf, aku gak bisa tulis puisi, aku gak pandai berkata-kata" aku bilang: "gak apa-apa" "aku tidak sedang mencari sastrawati kok, juga gak cari penyair-wati" ## asal kamu tau saja, aku benar-benar lumpuh olehmu lumpuh dan layu, virusmu terlalu perkasa bahkan kadang ego ini tak mampu berdiri di kakinya sendiri kehadiranmu adalah gurindam aku slalu digurui bait-bait lakumu kesabaranmu adalah pantun aku tertawa, terharu dan tersindir karenanya perhatianmu adalah syair kau selalu lihat kan bagaimana aku selalu tersanjung diam mu adalah cerita misteri aku butuh ratusan momen untuk memahaminya ketiadaanmu adalah satire aku selalu tampak bodoh karena rindu ### aku bertanya: "kau adalah puisi terindah" "siapakah penyairnya???" 18.00\30 juni 2005\cikarang

Hari di Atas Jihad ???

kalau tak salah aku bertutur sepekan atau kurang lebih dua yang kemarin pada pekan yang menyesakkan dan pada tanah yang sama seperti purnama-purnama lalu hari-hari begitu keji dan memilu hawa malam memekat kental jejadian menghisap ubun-ubun jiwa yang beku kemudian siang benderang adalah keterikan memuncak menjejalkan semua amarah, dendam dan perih dan pada tanah itu telah membentang luasan kerinduan pada-Nya hanya angin yang sepoi meniupkan kepastian pembalasan pada semua pengorbanan terhembus di antara desing, deru dan gemuruh takbir entah kepasrahan lalu lembayung turun pada semua keletihan dan getir api, angin, awan, debu dan deru merunduk pada jiwa murni yang terluka pada hari ini di tanah ini seperti hari, pekan dan purnama yang lalu keadilan hanyalah omong kosong lalu kita cuma sebuah partikel bimbang dalam perjuangan mencarinya dengan kendaraan darah dan bekal air mata Bandung, suatu hari di tahun yang terlupa

Gunung

Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini sedang memandanginya kaki-kaki perkasa dan tegar dari kesadaran akan kelemahan yang terpatri dalam ke dasar bumi jiwa kita punggungan leher terjal mendaki dari kerasnya hati dan tekad yang mencari-cari arah pencapaian masa depan yang entah kini ada dimana Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini memandanginya terpancang dipayungi langit lembayung senja hidup kita puncak-puncak pengharapan yang terus menerus menggapai-gapai keinginan akan kebahagiaan yang terlahir dari kerinduan pada-Nya Tuhan berbicara tentang gunung ketika kau dan aku kini tlah berdiri di puncaknya. maret 2001, Bandung

Rindu Hujan

Hujan lagi nih... diluar langit gelap, abu-abu kelam warnanya. Sesekali ada kilat yang menyambar, petir yang menggelegar dan awan yang riap-riap kelabu kejar mengejar seolah menari dibuai-buai angin. Suara-suara menggerutu di atas sana tak mau kalah. Sesuatu pasti terjadi pada gumpalan-gumpalan uap air itu, waktu kecil aku selalu saja bertanya tanya kenapa awan yang akan mencurahkan hujan selalu berwarna gelap, seperti selokan belakang rumah. Airnya kotor pikirku !. Lalu setelah angin deru menderu dan awan kotor itu terlihat seperti mendidih maka biasanya hujan akan turun dengan lebatnya. Tepat sekali ! sore ini air hujan tumpah ke bumi sepuas-puasnya.Lalu tanah akan basah, seperti juga rumput, ilalang, ranting, batu-batu, sore ini basah kuyup. Dari celah gorden yang terbuka di ujung ruang kantor, tepat di sebelah meja rekan sekerja, aku dapat mengintip keriangan penuh ekstase sore itu. Debu-debu ikhlas saja jadi gumpal-gumpal hanyut di jalanan becek. Spektrum-spektrum kenangan masa ke

Ingin

ingin aku berlabuh tapi laut tetap tak bertepi dan tiang-tiang layar terus lapuk dan makin rapuh hingga luruh pada samudra kehilangan ingin aku bersandar... namun sauh tak lagi jadi patri dan temali kian letih menyimpul sepi lalu jika kupaksa beringin, maka ingin kuciumi dataran hari di mana siang dan malam berarti kesetiaan dan penantian kasih ingin aku pada semua dan segala karena ombak tak lagi jadi kekasih di kala badai

Kronologi Matinya Hati

I. demi Tuhan kau memabukkan tak mungkir aku terpana semerbak wangi yang kuhirup dari tebaran jiwa dan percik madu yang kureguk setelah 3 detik permulaan ini Puahhhh...!!! kujampi kau dalam gilaku II. cuma satu menit kumuntahkan setelah setahun lebih kebimbangan kubiarkan mengakar menyeragamkan ideologi sel-sel hatiku untuk menyepakati kehadiranmu setelah satu menit semua emosi mengkudeta darah dan berpendar merahlah semua dalam jeritan penafikan kau iris kepasrahanku III. maka kau bergerak searah darah di venaku mendekat ke jantung bergejolak di dalamnya lalu pergi dalam denyut nadi kehilangan bdg, 230801

Saat Aku Terbata

Bukan pekerjaan mudah untuk menghadirkan keindahan saat bersama. Bahkan di saat segalanya seakan tak berpihak pada kita. Hanya pribadi-pribadi yang tulus dan penuh dengan kasih lah yang bisa menciptanya. Dan lebih dari sekedar keberuntungan jika pribadi itu berjanji setia untuk selalu ada di sisi kita. Karena kita tak akan pernah tau apa yang akan kita hadapi, hingga kita akan selalu merasakan kekuatan saat seseorang selalu ada bersama kita. Dan aku sangat bersyukur pada-Nya atas takdir yang sampai saat ini memungkinkan pribadi itu selalu ada tepat di hatiku.