(3,5 VS 3,55)

Suatu hari seorang teman kantor mendatangi rekan kerja di sebelah meja saya. Saya tidak cukup mengenalnya sehingga saya cuma mendengarkan kisahnya saja.
"Saya mau protes ke komandan Mang Oni" katanya dengan muka sekeras batu kali
"Emangnya kamu mau protes apa?"
"Masak nilai saya dengan si A jauh banget bedanya, padahal kita berdua kan satu regu"
teman saya ini adalah sekuriti di perusahaan saya.
"lha kita kalo tugas bareng... kerjaannya sama, giliran nilai beda"
Oalah... urusan bonus rupanya... pantes aja nanyain nilai. Maklumlah, bulan-bulan ini perusahaan sedang bagi-bagi bonus tahunan, tentu saja ukurannya prestasi kerja berdasarkan penilaian atasan, jadi kalo bonus rada kurang memuaskan, maka siapa lagi yang salah kalo bukan atasan langsung.
"Emang nilai kamu berapa??"
"Tiga koma lima"
"Lah nilai si A berapa?"
"Tiga koma lima lima, jauh banget kan? beda lima puluh"

Kepala ini rasanya cenut-cenut akibat otak menerima begitu banyak impuls yang muncul dari semua urat geli di badan secara bersamaan, dari pada takut salah ketawa, maka saya memilih batuk untuk menutupinya. Haaaah ternyata cuma persoalan nol koma nol lima bukan lima puluh. (3,55 dan 3,5). Bukankan 3,5 sama dengan 3,50 bukan 3,05. Ah ternyata untuk memahami bilangan desimal sederhana di negeri ini lulusan SMU pun kesulitan. Saya bingung mau sedih apa gembira.

Tadi pagi saya masuk kantor dan mendapati Mang Oni sedang membaca sebuah harian ibu kota. Tampangnya mesem-mesem, pasti lagi baca cerita porno yang demikian murah diobral di media massa Indonesia tercinta ini pikir saya.

"Cerita porno ya?" tuduh saya
"Iyeu mah leuwih parah" (Ini mah lebih parah :terjemahan dari bahasa sunda)
"sok maca sorangan" (nih baca aja sendiri)

Kejadian beberapa hari lalu yang bikin kepala saya cenut-cenut terulang kembali. Dalam kolom suara pembaca media tersebut seorang pembaca marah besar karena jagoannya (si X) tereliminasi dalam sebuah reality show, padahal menurutnya perolehan suara melalui polling sms (eleh-eleh) untuk jagoannya itu lebih besar dari pada saingannya (Si Y). Harusnya Si Y dong yang dieliminasi, kok malah si X. Isi kolom itu kurang lebih begini.

"Kenapa Si X yang dieliminasi, bukan si Y padahal polling si Y cuma 17,5 % sedangkan si X 17,23 %, Sampaikan kekecewaan saya pada Ind***ar"

cenut-cenut-cenut-cenut....

Comments

Tama said…
ha ha ha...
kocak abis! Kayanya ini cerita fiksi ya, ga kebayang soalnya, perasaan sejak sd kan kita sudah diajarin bilangan desimal...
Maryandi said…
tidak sodaraku...
ini kisah nyata...
cerita pertama pengalaman pribadi, sementara mengenai sms pooling ada di warta kota hari rabu ato kamis (3 ato 4) Agustus 2005..
yaaaa gitu deh...

Popular posts from this blog

Tips Menghadapi Inspeksi atau Audit di atas Kapal

Revolusi Pagi

sabtu