Posts

Showing posts from August, 2004

paradoks dua sisi hati

Kepadamu aku pernah berkata bahwa kau adalah aku yang terus memuja-muja keindahan lelap, yang senantiasa mempersembahkan kealpaan di relung buminya, yang esok pagi entah menjadi apa dan berpihak pada mana kau adalah aku yang menyepi dari diri mencari rupa dan raga

kepastian esok hari

mentari tetaplah terbit di barat bergulir berlarian, bercengkrama dibuaian pelangi rinai jingga sore hari, lalu berperadu di kelon bunda jagat raya bulan tetaplah merindu malam, menyenandung rindu dendam kilau dibalik kaca jendela, berserobok bebintang lalu tersipu memerah malu akupun tetaplah hampa, kosong, sepi, sekarat lalu mati esok pagi tetaplah terus menerus yang memuakkan