8 Tips Belanja Online

Beberapa waktu yang lalu saya membeli barang melalui website online shop lazada. Barang yang dibeli tidak terlalu mahal, kurang dari 100 ribu rupiah. Saya membeli satu set pisau dapur. Ya betul, anda tidak salah baca, pisau dapur sekarang bisa dibeli lewat online shop. Terakhir beli pisau beberapa bulan lalu di Ikea. Pisau kecil untuk mengupas buah. Waktu itu beli hanya untuk menghormati yang punya IKEA dan para pegawainya, masa datang cuma lihat-lihat, kan kasihan sama keluarga besar IKEA yang udah capek-capek buka toko, bagus lagi tokonya. Nah, kembali ke pisau dapur eh ke membeli barang lewat online ship. Pisau dapur set itu bukanlah barang pertama yang saya beli lewat on line shop, saya pernah beli jam tangan, casing hand phone, buku, dan beberapa barang lewat online shop. 

Beberapa layanan berbasis web yang pernah saya pakai untuk beli barang online di antaranya adalah, yang-paling-terkenal-sebelum-toko-lain-tak-lain-tak-bukan-adalah-KASKUS. Kaskus, lewat forum FJBnya adalah layanan online yang pertama kali saya pakai untuk beli barang. Saya juga pernah pakai, bukalapak.com, waktu itu beli spare parts sepeda, pernah juga pakai toko bagus yang sekarang bermetamorfosis jadi olx.co.id.  Oya, perlu dibedakan ya antara toko online dan pasar online. Toko online itu biasanya penjual yang jual barangnya lewat website, kita langsung beli ke penjual, contoh paling gampang ya gramedia online. Kalau pasar online itu sebangsanya FJB kaskus, berniaga, olx, buka lapak, website-website ini memberikan kesempatan tiap user untuk jual beli produk, jadi betul-betul mirip pasar lah.

Jujur saja, pertama kali transaksi online saya agak ketar-ketir. Namanya juga pengalaman pertama, miriplah sama pengalaman pertama kali nembak, malam pertama, dan pertama-pertama yang lain. Sekarang relatif lebih tenang dalam bertransaksi, meskipun deg-deg an tetap ada. Apa yang bikin tenang? Biasanya saya lihat dulu si penjual, kalo di kaskus biasanya kita bisa lihat reputasi dari user. Selain itu juga saya biasakan lihat review pengguna jasa, baik itu review mengenai produk, maupun review mengenai layanan transaksi dengan si penjual, biasanya yang dilihat adalah respon terhadap pembeli, komunikasi, kemauan untuk membantu jika ada masalah. 

Ada beberapa tips sebenarnya yang bisa dipakai saat belanja online. Tips ini paling tidak bisa mengurangi kegagalan transaksi online.

1. Cek websitenya
Memang kita gak boleh “judge the book by its cover”, tapi percaya deh, kita bisa lihat mana website yang dikelola secara baik atau asal-asalan. Cek juga web tersebut sering diupdate atau tidak. Memang tidak semua penjual sering mengupdate katalog produknya, tapi dari satu factor ini kita bisa lihat mana web yang reliable mana yang tidak.

2. Lihat detil kontak yang bisa dihubungi & coba kontak penjual
Lihat baik-baik alamat penjual, no telpon, WA, Facebook, Instagram, Fax, Pin BB, Line atau detail informasi lain yang biasanya dipajang di website tersebut. Untuk web yang sudah besar dan reliable, biasanya mereka malah sudah menampilkan layanan customer service. Coba kontak penjual lewat detil yang disediakan, kalau perlu telpon penjual untuk menanyakan hal-hal detil seputar produk.

3. Cek register toko online
Anda dapat mengecek register toko online dengan menggunakan alamat web who.is. Setelah halaman who.is terbuka, masukkan alamat website ke kolom yang disediakan dan klik Whois. Who.is bisa menampilkan informasi alamat pemilik domain, tanggal pengaktifan domain, tanggal kadaluwarsa domain, nama pendaftar, alamat, nomor telepon, email, kota dan provinsi. Informasi pada who.is bisa disembunyikan. Jika disembunyikan, maka saatnya untuk curiga, pikir dua kali sebelum transaksi karena website tersebut menyembunyikan siapa pemilik dan alamatnya. 

4. Cek reputasi buruk.
Saya biasanya menggunakan prinsip semua toko online penipu, sampai terbukti sebaliknya, heuheu, kejam tapi kan better safe than sorry katanya. Coba cek lewat search engine dengan kata kunci misalnya, “toko A menipu”, “kecewa dengan pelayanan toko B” dll.

5. Lihat review dari pembeli atau kenalan yang pernah belanja
Review pembeli sangat membantu melihat reputasi penjual. Apalagi kalau yang mereview adalah teman atau kenalan sendiri. 

6. Metode pembayaran
Sebagian orang berpendapat bahwa transaksi dengan kartu kredit lebih aman, karena biasanya penyedia layanan transaksi dengan kartu kredit telah melengkapi layanannya dengan fitur-fitur keamanan. Pembayaran bisa juga dengan transfer ke rekening pribadi atau perusahaan, metode transfer langsung ini yang lebih riskan menurut saya. Sebagai alternatif bisa gunakan metode transfer ke rekening bersama yang biasanya juga difasilitasi oleh pasar online.

7. Catat dan simpan bukti transaksi
Catat dan simpan semua detail transaksi sebagai dasar atau bukti jika terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan. Bukti transaksi, sms, WA, bisa digunakan sebagai bukti.

8. Pahami risiko
Setiap transaksi jual beli pasti mengandung risiko. Sebagai pembeli kita mesti paham risiko tersebut. Kalau mau detail, bisa dilihat pada terms & conditions yang tertera di website. Di situ kita bisa lihat secara detail mengenai transaksi yang akan dilakukan.

Nah, demikian beberapa langkah agar tak ditipu atau tertipu saat belanja online. Tapi kalau masih kena juga saya tidak tanggung jawab, karena belanja langsung aja kadang kecewa apalagi belanja maya.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Menghadapi Inspeksi atau Audit di atas Kapal

Talk Less, Do More?