paradoks dua sisi hati
Kepadamu aku pernah berkata bahwa kau adalah aku yang terus memuja-muja keindahan lelap, yang senantiasa mempersembahkan kealpaan di relung buminya, yang esok pagi entah menjadi apa dan berpihak pada mana kau adalah aku yang menyepi dari diri mencari rupa dan raga