[lari] dalam diri

Pernah suatu kali, dengan setengah terpaksa dan setengah lagi akibat dorongan hati (idealisme untuk tetap beraktivitas di kemahasiswaan), aku mengemban amanah yang luar biasa berat. Sungguh menurutku aku sudah berusaha sekuat tenaga memanggulnya, tapi setelah kini direnung-renung lagi... ah... betapa tak bertanggung jawabnya diri ini. Tugas yang berat bin dahsyat itu (Pengabdian Masyarakat judulnya Bung!!!) kujalani dengan nyambi mengerjakan tugas akhir. Puihhh... parah kan??? satu kutub kepentingan orang banyak, kutub lain kepentingan diri sendiri. Tugas itu akhirnya tetap dikerjakan dengan kompromi (kalo gak mau dibilang gak optimal). Beberapa rencana kegiatan akhirnya terlaksana sementara sebagian lain belum tergarap maksimal. Banyak sekali yang situasi yang terjadi menempatkan hati pada kebimbangan yang benar-benar gamang untuk memilih prioritas. Saat itu aku merasa sedang berjudi dengan angan-angan dan mimpi-mimpi yang naif.
Di akhir, aku gak mempertanggungjawabkan tugas-tugas itu, alih-alih duduk di depan khalayak dan pasang badan, aku hanya menyaksikan dari sudut pandang khalayak, betapa pekerjaanku dinilai dan dikomentari kawan-kawan lain.
Ini bukan pledoi bukan pula cari pembenaran, saat itu aku benar-benar jenuh dan tak percaya bahwa forum pertanggungjawaban adalah forum yang tepat untuk menilai hasil kerja, apalagi mencari masukan yang membangun, bagiku forum itu "cuma" formalitas tahunan, seperti kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang tak memberikan kontribusi bagi kemajuan kemahasiswaan, karena kontinuitas, atau kesinambungan organisasi nyaris tak terasa dalam kamus Keluarga Mahasiswa. Saat itu aku tak peduli lagi pada prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Meskipun transparansi dan akuntabilitas adalah dua ide pokok pada tugas akhirku...
Aku tak peduli... saat itu aku hanya ingin jadi penonton...
Ah... aku cuma cari pembenaran rupanya....
Kalian boleh umpat aku sekarang...

Comments

arifin said…
mengumpat mungkin hanya merendahkan martabat..walau memang melepas syahwat...

perbaiki saja diri..masih ada yang akan dipertanggunjawabkan di hadapan Illahi.
arifin said…
mengumpat mungkin hanya merendahkan martabat..walau memang melepas syahwat...

perbaiki saja diri..masih ada yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Illahi.

Popular posts from this blog

Tips Menghadapi Inspeksi atau Audit di atas Kapal

Revolusi Pagi

sabtu